Berdasarkan definisi, Tantrum adalah “ledakan amarah”. Ledakan amarah ini dapat terjadi pada semua tahapan usia. Tingkah laku terburuk biasanya terjadi pada anak usia 18 bulan hingga 3 tahun. Pada usai 5 tahun hingga 6 tahun tantrum tetap terjadi namun tidak biasa dan secara bertahap menghilang setelah itu.
Jenis Tantrum
Dalam buku temper tantrums in young children, psikolog Michael Potegal mengidentifikasikan 2 (dua) jenis tantrum yang berbeda dengan landasan emosional dan tingkah laku yang berbeda, sebagai berikut:
- Tantrum amarah (anger tantrum) dengan ciri – ciri menghentakkan kaki, menendang, memukul dan berteriak.
- Tantrum kesedihan (distress tantrum) dengan ciri menangis dan terisak – isak, membantingkan diri, dan berlari menjauh. Anak yang masih sangat kecil sering mengungkapkan kesedihan atau kehilangan dengan tantrum.
Jan parker dan Jan Stampson dalam bukunya raising happy children, memaparkan bahwa awal tantrum terdiri dari 2 (dua) jenis yang berbeda :
- Tantrum yang berawal dari kesedihan dan amarah
- Tantrum yang berakar pada kebingungan dan ketakutan
Tantrum hampir selalu terjadi saat anak bersama orangtunya atau bersama orang lain yang membuat anak merasa nyaman dan terbiasa. Dengan demikian untuk menciptakan sebuah tantrum diperlukan minimal 2 (dua) orang. Jadi tantrum bersifat interaktif, tidak sekedar reaktif.
Secara umum tantrum merupakan respon rumit anak terhadap perasaan putus asa, tak berdaya dan amarah yang terjadi karena tidak ada cara untuk mengatasi perasaan tersebut. Sebagian besar dari perilaku tantrum ini terjadi di rumah. Namun tantrum terburuk sering ditujukan di tempat – tempat umum sehingga anak merasa mendapatkan perhatian sebesar – besarnya dari orangtua mereka.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan tantrum adalah gangguan tidur, masalah berbicara, sakit yang parah, stress maternal, depresi dan tekanan dalam penanaman disiplin.
Tak dapat dielakkan, setiap anak balita dari sekurang-kurangnya 18 bulan hingga 3 tahun plus, akan melawan otoritas anda dan sewaktu – waktu menegaskan individualitasnya. Hal ini merupakan bagian normal bagi seorang anak karena ia terus – menerus berusaha untuk mempelajari batasan yang ada.
Anak hampir pasti menunjukkan sebagian dari perilaku yang sulit seperti keras kepala dan menentang karena ia sedang mengembangkan kemandirian dan otonomi. Tantrum juga merupakan cara yang normal untuk menyalurkan perasaan yang berlebih.
Ada beberapa hal yang dapat memicu tantrum pada sebagian besar anak, yaitu anak : mencari perhatian, menginginkan sesuatu yang tidak bisa dimilikinya, ingin membuktikan dirinya mandiri, frustasi dari dalam dirinya, cemburu, lelah atau lapar, kelebihan stimulasi, kelebihan muatan emosional dan sifat keras kepala.
Mencegah Tantrum
Kadang – kadang ada saat – saat ketika sebuah tantrum yang mengancam bisa di cegah. Ada sejumlah unsur yang bisa digunakan untuk mengenali dan mengatasi situasi yang dapat mengarah pada tantrum.
Tanda – tanda peringatan dini
Perhatikan tingkah laku anak anda sehingga anda selalu mewaspadai sinyal apapun yang bisa membuat ia putus asa (misal ketika anak kesulitan menyusun puzzle dan menjadi marah) maka orangtua harus membantu secara bertahap untuk menangani situasi tersebut sebelum mereka mencapai tahap tantrum.
Memberikan contoh yang baik
Pikirkan mengenai cara anda bertingkah laku dan contoh baik apa yang bisa diberikan. Anak – anak perlu melihat orang dewasa mengatasi keputusasaan dan kekecewaan tanpa marah – marah. Dengan demikian anak dapat mempelajarinya untuk mengatasi kemarahan.
Menemukan sebuah pola
Jika anak anda sering mengalami tantrum, buatlah catatan tertulis tentang apa yang sebenarnya tejadi sebelum tantrum dan keadaan yang terjadi pada saat tantrum dimulai. Contoh : apakah tantrum sering terjadi ketika anda sedang masak untuk makan siang. Jika ia, biarkanlah anak anda membantu membereskan meja atau ajak anak didekat anda dengan diberikan mainan atau berikan permainan yang menarik.
Mengatasi Tantrum kecil
Kadang kala, anda bisa menilai berdasarkan situasi pemicu apakah anak anda akan mempunyai sebuah tantrum yang tidak akan sepenuhnya di luar kendali. Kejadin ini seringkali di mulai dengan merengek untuk sesuatu kemudian berkembangg menjadi tantrum.
Sangat penting bahwa pada awalnya anda jangan mengatakan “tidak” terhadap suatu tuntutan. Lalu menyerah terhadap tuntutan tersebut di kemudian hari. Akibatnya anak anda segera mempelajari bahwa jika ia melakukan tantrum cukup, anda bisa menyerah. Jika anda akan menyerah terhadap sebuah tuntutan, lakukanlah dari awal sebelum tantrum di mulai.
Tenang dan konsisten. Pada saat anda harus mengatakan “tidak”, jangan terperangkap dalam perselisihan yang emosional. Ulangi ucapan anda dengan tenang.
Mengatasi Tantrum di muka umum
Tantrum yang terjadi ketika anda berada di luar rumah seringkali sulit ditangani. Untuk menghindarinya buatlah perencanaan terlebih dahulu. Jika anda harus membawa anak balita anda berbelanja di pasar swalayan, selalu rencanakan terlebih dahulu. Bawa makanan kecil, minuman dan mainan. Lakukan perjalanan sesingkat mungkin ( buat daftar belanjaan sehingga bisa diketahui dengan tepat barang yang akan di beli).
Jika anda membawa anak balita saat mengunjungi teman, lakukan perjalanan sesingkat mungkin jika anda mengetahui anak anda akan bosan. Perhatikan tingkat keputusasaannya. Beri perhatian terhadap semua sinyal yang sedang ia berikan, jangan terlalu asyik dengan percakapan dan teman anda sehingga permasalahan meningkat sampai akhirnya terlambat. Bawalah mainan sehingga anak tetap sibuk.
Mengatasi Tantrum besar
Pada tantrum besar, anak anda benar – benar tidak bisa mengendalikan perasaannya atau mendengarkan alasan apapun dan ia sendiri mungkin juga takut dengan sikapnya yang berlebihan ini.
Dalam bukunya holding time, Martha Welch menyarankan agar orangtua membuat kontak mata langsung, berbicara dengan tenang dan terus memeluk erat sang anak. Pada awalnya anak mungkin akan terlihat lebih melawan dan menjadi lebih marah, tetapi secara umum hal ini akan mereda menjadi fase rileks dan pelukan jika anda gigih. Pelukan erat dapat menghentikan anak anda dari usaha menyakiti dirinya sendiri jika ia benar – benar kehilangan kendali.
Bicaralah dengan tenang kepada anak anda dengan suara pelan dan biarkan dia mengetahui bahwa anda tidak akan menghukum atau meninggalkannya. Hal ini setidaknya dapat menekan keributan ke tingkat yang bisa di tahan/diatasi. Ketika tantrum berlalu, jangan terus mengingatkan anak anda mengenai hal itu. Anak – anak seringkali merasa sangat rentan setelah itu. Dekap, cium dan hiburlah dia.
Reader bankjim.com, demikianlah informasi tentang Tantrum pada anak dan cara mengatasinya. Semoga bermanfaat.
Sumber :
Tantrum, Eileen Hayes
Komentar