Pengertian dan Keutamaan Shalat Sunah Tarawih
Shalat tarawih adalah shalat malam atau qiyamul lail yang dilaksanakan pada malam – malam di bulan ramadhan (sering disebut juga qiyamul ramadhan). Dinamakan tarawih karena rasulullah dan para sahabatnya biasa beristirahat atau rehat setiap salamnya.
Shalat tarawih dapat dilaksanakan sepanjang waktu setelah shalat isya sampai waktu subuh. Dibolehkan melaksanakan tarawih sebelum atau sesudah tidur malam.
Shalat tarawih merupakan shalat malam yang jumlah rakaatnya antara 8 (delapan) sampai 20 (dua puluh) rakaat, kemudian ditutup dengan shalat witir tiga atau satu rakaat. Akan tetapi shalat tarawih lebih diutamakan dilaksanakan 11 (sebelas) rakaat. Perbedaan jumlah rakaat shalat tarawih ini tidak perlu dipertentangkan, sebab yang lebih penting adalah kualitas shalatnya.
Shalat tarawih tesebut dapat dilaksanakan dengan empat rakaat salam atau dua rakaat salam. Pelaksanaan shalat tarawih empat rakaat salam didasarkan pada hadist bukhari muslim yang bersumber dari aisyah ra. Sedangkan dua rakaat salam didasarkan pada hadist riwayat bukhari muslim yang bersumber dari ibnu umar ra.
Mengenai keutamaan shalat tarawih rasulullah saw bersabda :
Man qamma ramadhaana iimaanan wah tisaaban ghufira lahu maa taqaddama min dzanbihi.
Siapa yang melaksanakan qiyamu ramadhan (shalat tarawih) karena iman dan hanya mengharapkan pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa – dosanya yang telah lalu. (HR. Jamaah dari abu hurairah).
Shalat tarawih dapat dikerjakan dengan berjamaah atau sendirian. Namun yang paling utama adalah dengan berjamaah. Rasulullah saw senantiasa shalat tarawih berjamaah dengan para sahabat dan umatnya. Hanya beliau tidak terus – menerus ke masjid karena khawatir orang – orang akan menganggap wajib shalat tarawih.
Pengertian Shalat Sunah Witir
Shalat witir adalah shalat malam yang bilangan rakaatnya ganjil. Shalat witir adalah shalat yang ganjil, jumlah rakaat shalat witir minimal (1) satu rakat dan maksimal (11) sebelas rakaat. Tidak ada tasyahud awal tapi langsung tasyahud akhir seperti lazimnya shalat shalat witir dengan satu atau tiga rakaat. Shalat witir ditunaikan sebagai penutup shalat. Biasanya ditunaikan setelah shalat tahajjud atau tarawih.
Shalat witir merupakan salah satu sunah muakkad yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan.
Shalat witir dapat dilaksanakan kapan saja sepanjang malam, yakni sesudah shalat isya hingga sebelum shalat subuh.
Rasulullah saw bersabda :
Innallaha zaadakum shalatan wa hiyal witru fa shalluuhaa fiima baina shalatil ‘isya –i ilaa shalaatil fajri.
Sesungguhnya Allah telah menambahkan untuk kalian satu shalat yaitu shalat witir, maka kerjakanlah shalat witir antara shalat isya hingga shalat subuh (HR. Ahmad dari abu bashrah).
Pengertian Shalat Sunah Hari Raya (Ied)
Shalat sunah hari raya (ied) ada 2 (dua) yaitu iedul fitri dan iedul adha. Idul fitri dan Idul adha merupakan hari raya besar umat Islam. Shalat hari raya idul fitri adalah shalat (2) dua rakaat yang dikerjakan setahun sekali tepatnya tanggal 1 syawal pada pagi hari setelah umat islam menunaikan ibadah puasa pada bulan ramadhan. Sementara shalat hari raya idul adha adalah shalat dua rakaat yang dikerjakan setahun sekali tepatnya tanggal 10 dzulhijjah pada pagi hari setelah jamaah haji selesai wukuf di padang arafah.
Rasulullah saw menuntunkan agar pelaksanaan shalat hari raya (ied) ini dilaksanakan di tempat terbuka seperti lapangan atau padang yang luas. Tujuannya agar dapat menampung lebih banyak jamaah dan agar lebih terasa syiar dan kebesaran islam. Namun jika cuaca mendung atau turun hujan diperbolehkan untuk melaksanakannya di dalam masjid yang luas.
Shalat sunah hari raya ini hukumnya sunah muakkad bagi semua umat islam, baik laki – laki maupun perempuan, dewasa maupun anak – anak dan lebih baik dikerjakan dengan berjamaah.
Amalan sunah shalat hari raya (ied)
Ada beberapa amalan – amalan sunah yang dianjurkan dilaksanakan oleh umat islam berkenaan dengan shalat hari raya, antara lain :
- Mandi sebelum berangkat shalat idul fitri dan idul adha
- Makan dan minum terlebih dahulu sebelum berangkat shalat idul fitri dan tidak makan dan minum sebelum berangkat shalat idul adha
- Mengenakana pakaian yang paling bagus yang dimiliki dan memakai wewangian yang terbaik yang ada.
- Menempuh jalan yang berlainan ketika berangkat dan pulang dari shalat hari raya
- Mengikutsertakan kaum wanita dan anak – anak.
- Memperbanyak takbir di pagi hari sampai menjelang shalat idul fitri dan idul adha. Dan takbir dilanjutkan setiap setelah shalat wajib sampai berakhir hari tasyrik (13 dzulhijjah) dalam hari raya idul adha.
Tata cara shalat hari raya :
1. Shalat ‘idain (dua hari raya) dilaksanakan berjamaah
2. Shalat ‘idain (dua hari raya) tidak didahului adzan dan iqamah
3. Shalat ‘idain (dua hari raya) dilaksanakan sebelum khutbah disampaikan
4. Shalat ‘idain (dua hari raya) dilaksanakan sebanyak 2 (dua) rakaat
5. Pada rakaat pertama takbir 7 (tujuh) kali di ikuti dengan mengangkat kedua tangan. Pada rakaat kedua takbir 5 (lima) kali di ikuti dengan mengangkat tangan pula.
Tidak ada keterangan bacaan di antara takbir –takbir tersebut. Namun imam ahmad dan imam syafi’i menyebutkan bahwa bacaan antara takbir tersebut adalah :
Subhanallahi walhamdu lillahi wala ilaha illallahu wallahu akbar
Maha suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah maha besar.
Pada rakaat pertama, tidak ada bacaan wajib, hanya biasanya rasulullah setelah membaca Al-Fatihah membaca surah Al-A’la. Kemudian rukuk diikuti sujud. Bacaannya sama dengan shalat 5 waktu. Pada rakaat kedua, setelah membaca Al-Fatihah dibaca surah lainnya. Pada jaman rasulullah biasa dibaca surah Al-Ghasiyah. Berlanjut rukuk – sujud hingga salam.
Pada rakaat pertama, tidak ada bacaan wajib, hanya biasanya rasulullah setelah membaca Al-Fatihah membaca surah Al-A’la. Kemudian rukuk diikuti sujud. Bacaannya sama dengan shalat 5 waktu. Pada rakaat kedua, setelah membaca Al-Fatihah dibaca surah lainnya. Pada jaman rasulullah biasa dibaca surah Al-Ghasiyah. Berlanjut rukuk – sujud hingga salam.
6. Setelah shalat ‘idain (dua hari raya) diteruskan dengan khutbah
7. Bila hari raya jatuh pada hari jum’at maka shalat jum’at boleh dilaksanakan boleh pula tidak.
8. Disunahkan pula membaca takbir sebanyak 9 (sembilan) kali pada khutbah pertama dan 7 (tujuh) kali pada khutbah kedua ketika memulai khutbah
Kapan shalat ied dilaksanakan?
Waktu shalat eid dimulai ketika matahari naik setinggi 3 meter dalam penglihatan kasat mata, atau lebih kurang 15 menit sejak matahari terbit dan berakhir waktunya ketika matahari condong ke arah barat (zawal) atau menjelang waktu zhuhur.
Sumber :
1. Buku pintar shalat, M. Kahlilurrahman Al Mahfani, Wahyu media, 2007
2. Bimbingan Islam untuk hidup muslim, DR. Ahmad Hatta, DR. Abas Mansur Tamam, MA, Ahmad Syahirul Alim, Lc. MPd. I, Magfirah pustaka, 2014
Komentar