Imunisasi adalah tindakan pemberian vaksin (vaksinasi) untuk mencegah terjadinya suatu penyakit. Imunisasi dari kata “immune” atau dalam bahasa Indonesia artinya kebal. Jadi imunisasi adalah proses membentuk kekebalan tubuh manusia terhadap suatu penyakit dengan memberikan vaksin supaya tubuh membuat zat kekebalan (anti bodi). Imunisasi kadang menimbulkan efek samping seperti demam tetapi ini tidak berbahaya dan bisa diatasi dengan pemberian obat penurun panas. Demam adalah proses alamiah tubuh dalam menumbuhkan kekebalan terhadap suatu penyakit. Bayi yang diberikan imunisasi lebih sehat dan anak yang tidak diimunisasi dapat lebih sering sakit. Oleh sebab itu sangat perlu menjaga kesehatan balita karena status kesehatan anak akan mempengaruhi tumbuh kembang anak tersebut. Kegiatan imunisasi dilaksanakan pada periode waktu yang telah ditetapkan, berdasarkan kelompok usia dan tempat pelayanan.
Manfaat Imunisasi untuk :
- Anak : mencegah penderitaan akibat penyakit dan mencegah kemungkinan cacat atau kematian
- Keluarga : menghilangkan kecemasan dan stress akibat anak sering sakit. Masa kanak – kanak yang sehat dan ceria merupakan kondisi ideal untuk tumbuh kembang anak.
- Negara : memperbaiki tingkat kesehatan, kecerdasan bangsa untuk melanjutkan pembangunan negara.
Diharapkan bayi memperoleh imunisasi dasar lengkap mulai dari usia 0 – 11 bulan). Jenis imunisasi dasar tersebut adalah imunisasi BCG (Bacillus, Calmette, Guerin), DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus), Polio, Campak, Hepatitis dan imunisasi TTC (Tetanus Toksoid).
Update : Vaksin Demam Berdarah Dengue (DBD)
Kabar gembira, Pada Akhir 2016 di Indonesia akan dipasarkan vaksin Demam Berdarah Dengue (DBD). Proses pembuatan vaksin ini cukup lama yaitu mencapai 20 tahun karena vaksin ini diharapkan mampu untuk memberikan perlindungan terhadap virus DBD yang terdiri dari empat tipe yaitu tipe den-1, 2, 3 dan 4 secara bersamaan. jadi cukup dengan satu kali suntikan vaksin, dapat melindungi diri dari keempat tipe virus DBD tersebut.
Vaksin ini dikembangkan oleh PT Sanofi Pasteur dan sudah terbukti aman setelah di uji klinis tahap ketiga dengan hasil yang baik, tingkat efikasinya mencapai 56% angka ini sesuai target. Uji coba dilakukan pada sekitar 40.000 anak. 10.000 diantaranya berasal dari anak di negara – negara asia. Saat ini untuk memperoleh izin edar vaksin perlu di uji klinis tahap keempat untuk pemantauan dampak jangka panjangnya.
Semoga semua uji klinis ini dapat dilalui dengan baik tanpa ada efek samping yang berarti sehingga vaksin DBD segera tersedia, harganya terjangkau dan anak dapat memperoleh perlindungan sejak dini dari penyakit DBD yang banyak terjadi di Indonesia.
Jadwal pemberian Imunisasi lengkap :
Umur Jenis Imunisasi
0-7 hari Hepatitis B (HB) 0
1 bulan BCG, Polio 1
2 bulan DPT/HB 1, Polio 2
3 bulan DPT/HB 2, Polio 3
4 bulan DPT/HB 3, Polio 4
9 bulan Campak
0-7 hari Hepatitis B (HB) 0
1 bulan BCG, Polio 1
2 bulan DPT/HB 1, Polio 2
3 bulan DPT/HB 2, Polio 3
4 bulan DPT/HB 3, Polio 4
9 bulan Campak
Imunisasi Polio
Penyakit polio adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus polio dan dapat menyebabkan kelumpuhan yang menetap. Gejalanya adalah nyeri pada tungkai dan lumpuh layu mendadak. Polio menular melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi atau tercemar virus polio. Pencegahan polio melalui imunisasi polio 4 x sebelum anak berusia 1 tahun dengan jarak minimal 1 bulan dan menjaga kebersihan pribadi, makanan, minuman dan lingkungan.
Imunisasi Campak
Penyakit campak adalah penyakit menular yang menimbulkan demam dan merah - merah pada kulit yang disebabkan oleh virus campak golongan paramixovirus. Gejalanya adalah panas yang tinggi, mata memerah dan sakit bila terpapar cahaya, batuk atau pilek serta timbul bercak - bercak merah pada kulit. Campak menular melalui udara atau pernafasan dan menular melalui orang yang menderita campak. Pencegahan campak melalui imunisasi campak 1 kali pada usia 9 bulan dan imunisasi ulangan pada usia 6 – 7 tahun (kelas 1 SD).
Imunisasi DPT (Difteri, Pertusis dan Tetanus)
Penyakit difetri adalah penyakit menular yang menimbulkan demam mendadak dan sakit pada tenggorokan dan hidung yang disebabkan oleh bakteri corynebacterium diphtheriae. Gejalanya seperti demam mendadak, radang pada tenggorokan atau saluran pernafasan, hilang nafsu makan, sakit waktu menelan, dan sesak nafas. Difteri menular melalui udara atau pernafasan ketika penderita batuk atau bersin. Pencegahan difteri dengan imunisasi DPT/HB 3 kali pada usia 2, 3 dan 4 bulan (sebelum anak berusia 1 tahun) dengan interval (jarak) minimal 1 bulan, serta imunisasi DT pada usia 6 – 7 tahun (kelas 1 SD).
Pertusis adalah penyakit batuk rejan (batuk seratus hari, pertusis) yang disebabkan oleh bakteri bordetella pertussis. Gejalanya pada minggu pertama bayi menderita batuk dan pilek dengan hidung berair disertai panas. Minggu kedua batuk tidak hilang walau minum obat, batuk tidak dapat dihentikan sampai diakhiri dengan muntah, adanya pendarahan di selaput mata serta mata menjadi bengkak. Minggu ketiga batuk terus – menerus lalu berkurang secara perlahan – lahan. Cara penularan pertusis melalui udara ketika penderita batuk dan bersin. Cara mencegah pertusi dengan memberikan imunisasi DPT/HB 3 x pada usia 2, 3 dan 4 bulan (sebelum usia 1 tahun) dengan interval minimal 1 bulan.
Penyakit Tetanus Neonatorium adalah penyakit kejang yang disebabkan oleh bakteri tetanus (clostridium tetani) yang terjadi pada bayi kurang dari 1 bulan. Gejalanya tiba – tiba bayi tidak mau menyusui, mulut mencucu seperti mulut ikan, demam dan kejang. Bakteri tetanus masuk melalui tali pusat pada saat persalinan dan perawatan tali pusat yang tidak baik. Cara mencegah tetanus neonatorium adalah dengan memberi imunisasi DPT/HB 3 x pada bayi usia 2, 3 dan 4 bulan (sebelum usia 1 tahun), serta imunisasi DT pada usai 6 – 7 tahun (kelas 1 SD) dan imunisasi TT pada anak kelas 2 dan 3 SD, melakukan persalinan oleh tenaga kesehatan, merawat tali pusat secara hiegienis.
Imunisasi BCG (Bacillus Calmete Guerin)
Penyakit TB atau tuberkulosis adalah penyakit batuk – batuk lama (kronis) yang disebabkan oleh bakteri tuberkulosa. Gejalanya berupa batuk pilek dan demam dalam waktu yang lama dan berkeringat pada malam hari, berat badan berkurang dan anak tampak lesu. Cara penularan TB melalui udara dan percikan ludah penderita pada waktu batuk dan bersin. TB dapat dicega cengan pemberian imunisasi BCG setelah bayi lahir.
Imunisasi Hepatitis B
Penyakit hepatitis B atau sering disebut sakit kuning adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus hepatitis B yang menyerang hati dan dapat bersifat mendadak atau menahun. Pada sebagian kasus dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati. Gejalanya adalah selera makan menghilang, rasa tidak enak perut, mual hingga muntah, nyeri dan rasa penuh pada perut kanan atas kadang disertai nyeri sendi, setelah satu minggu gejala utama muncul yaitu selaput putih pada mata dampaknya berwarna kuning, kulit seluruh tubuh berwarna kuning, air seni berwarna coklat seperti teh. Penularan hepatitis B dapat terjadi dati ibu pengidap virus hepatitis B ke bayi yang dikandungnya. Penularan juga dapat terjadi melalui hubungan seksual, penggunaan alat suntik yang tercemar, tusuk jarum, transfusi darah, dan penggunaan pisau cukur atau sikat gigi secara bersama – sama. Hepatitis b dapat dicegah dengan pemberian imunisasi hepatitis B pada bayi usia 0 – 7 hari satu kali dan dilanjutkan dengan imunisasi DPT/HB pada usia 2, 3 dan 4 bulan.
Jadwal pemberian Imunisasi Lengkap (sumber : Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia - IDAI - 2014)
Komentar